Pilot kemudian membuang sejumlah bahan bakar jet," ujar penumpang Brock Fenwick kepada Herald, menjelaskan kejadian yang terjadi Kamis, seperti yang dilansir dari NZHerald, Jumat (5/7/2024).
"Bayangkan semacam asap hitam, seperti di film saat pesawat jatuh, jejak asap keluar dari sayap. Persis seperti itu, dua jejak asap hitam," tambah Fenwick tentang bahan bakar yang mengalir dari pesawat.
Kepala petugas integritas operasional dan keselamatan Air NZ Kapten David Morgan telah mengonfirmasi insiden tersebut. Menurutnya, pesawat harus kembali ke arah semula pada hari Kamis setelah muncul kode kesalahan yang menunjukkan masalah pada mesin.
"Pesawat memerlukan fungsi anti-es di salah satu mesinnya untuk diperiksa oleh tim pemeliharaan kami," ungkap Morgan.
"Melakukan pemeriksaan ini di Auckland daripada di Hong Kong akan memastikan pesawat dapat kembali beroperasi lebih cepat," tambahnya.
"Kejadian ini tidak menimbulkan risiko keselamatan bagi penumpang di dalam pesawat. Penumpang telah diakomodasi pada layanan berikutnya yang tersedia dan kami mengucapkan terima kasih atas kesabaran dan pengertian mereka," jelasnya lagi.
Juru Bicara Air NZ juga mengonfirmasi insiden tersebut. Dia juga mengakui bahwa pilotnya membuang bahan bakar untuk membuat pesawat lebih ringan agar bisa mendarat darurat dengan aman di Auckland.
Sebelumnya, hal yang sama terjadi pada pesawat Air NZ, NS289, menuju Bandara Internasional Pudong Shanghai (PVG). Pesawat kembali ke Auckland sekitar sembilan jam setelah keberangkatan karena masalah mesin.
"Penerbangan NZ289 dari Auckland ke Shanghai kembali ke Auckland pagi ini sebagai tindakan keselamatan proaktif karena salah satu mesin pesawat menggunakan lebih banyak oli dari biasanya," kata perusahaan.
"Keputusan diambil untuk kembali ke Auckland sehingga pesawat dapat diperiksa oleh tim teknis kami di sini untuk mempercepat perbaikan," tambahnya.