Gambar: yankes.kemkes.go.id

Pendidikan Pola Konsumsi: B2SA Sebagai Kunci Utama Dalam Upaya Pencegahan Stunting Di Desa Biringere

Jumat, 28 Jun 2024

Masih minimnya konsumsi pangan masyarakat menuju ke arah yang beragam dan bergizi seimbang menyebabkan asupan gizi yang tidak mencukupi di masyarakat. Hal ini juga mengakibatkan efek domino di mana risiko stunting menjadi tinggi.

Oleh karena itu, untuk mendukung penanganan masalah tersebut, Badan Pangan Nasional (NFA) telah intensif melakukan sosialisasi, edukasi, dan promosi konsumsi pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) sejak tahun 2022 untuk meningkatkan kesadaran akan pola konsumsi yang baik serta akses terhadap pangan yang beragam.

"Sosialisasi dan edukasi kami berikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, calon pengantin, serta anak-anak yang rentan terhadap stunting, gizi kurang, dan gizi buruk, agar masyarakat semakin menyadari pentingnya mengonsumsi pangan setiap hari dengan pola yang benar," ungkap Rinna Syawal, Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan NFA, saat kunjungannya di Rumah Pangan B2SA Desa Biringere, Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan (27/6).

"Edukasi tidak hanya harus difokuskan pada anak-anak, tetapi juga harus mencakup orang tua mereka, terutama ibu-ibu karena kunci kecukupan gizi keluarga terletak pada ibu. Mereka perlu memahami bahwa masalah gizi, terutama pada anak-anak, bukan disebabkan oleh kurang makan, melainkan oleh pola konsumsi yang belum tepat. Dengan pemahaman yang benar, kita dapat mencegah kekurangan gizi dan mengurangi risiko stunting untuk generasi mendatang," tambahnya.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, program Rumah Pangan B2SA tidak hanya menyediakan sosialisasi dan edukasi, tetapi juga sekaligus mengintervensi dengan pemberian makanan bergizi seimbang berbasis sumber daya pangan lokal.

Rumah Pangan B2SA Desa Biringere sendiri mendistribusikan makanan B2SA kepada 40 penerima makanan B2SA, seperti ibu hamil, ibu menyusui, anak stunting, anak gizi buruk, dan gizi kurang sebanyak 60 kali pemberian. Pemberian ini dilakukan dengan frekuensi 2 kali seminggu setiap Hari Rabu dan Kamis pukul 11.00-12.00 WITA. Makanan bergizi ini akan terus digulirkan hingga Oktober 2024.

"Untuk November dan Desember, kami akan melanjutkan program ini dengan dana desa. Rencananya, kami juga akan membangun Kebun Desa Sehat. Sebagai kelanjutan dari B2SA, kami akan berkolaborasi dengan Kelompok Wanita Tani di sini untuk menanam sayur-sayuran baik di pekarangan maupun di lokasi yang telah disiapkan. Hal ini bertujuan agar pemberian makanan anak-anak dapat bersumber dari hasil produksi lokal." ujar Muh Syawir, Kepala Desa Biringere.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Muhammad Arsjad, juga menekankan pentingnya keberlanjutan program Rumah Pangan B2SA.

"Seperti yang disampaikan oleh Pak Kades, pada tahun 2022 terdapat 32 anak yang mengalami stunting di sini. Angka ini turun menjadi 23 anak pada tahun 2023, dan pada tahun 2024 tersisa 19 orang. Kita tidak boleh berhenti di sini. Pemberian makanan dari kali ke-17 hingga 50 akan membantu membangun kesadaran akan pentingnya mengonsumsi pangan yang bergizi seimbang dan beragam, terutama karena ini akan memengaruhi generasi mendatang. 


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Komentar