Persiapan untuk keberangkatan jamaah haji dari Provinsi Maluku Utara (Malut) pada tahun 2025 terus dipersiapkan dengan matang. Dalam konferensi pers yang diadakan setelah rapat antara Komisi IV DPRD Malut, Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Malut, dan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Daerah (PPIHD) Malut pada hari Senin, 14 April 2025, di Kantor DPRD Malut di Sofifi, dipastikan bahwa semua jamaah akan diberangkatkan menggunakan sistem penerbangan carteran dengan maskapai Lion Air. Ketua Komisi IV DPRD Malut, Muhajirin Bailussy, menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan terbaik kepada jamaah haji, terutama dalam hal kenyamanan dan efisiensi proses keberangkatan. "Alhamdulillah, kami telah mengonfirmasi langsung kepada Kepala Biro Kesra dan panitia bahwa jamaah haji tahun 2025 Insya Allah akan masuk ke asrama haji pada tanggal 8 Mei 2025. Keberangkatan akan dilakukan dengan sistem carteran menggunakan maskapai Lion Air," ungkap Muhajirin. Politisi yang dikenal aktif dalam pelayanan publik ini menambahkan bahwa Komisi IV DPRD Malut akan terus melakukan pengawasan yang ketat terhadap semua tahapan keberangkatan haji, mulai dari persiapan hingga pemulangan jamaah. "Kami di Komisi IV telah menegaskan bahwa akan terus melakukan pengawasan sesuai dengan keputusan pemerintah daerah. Ini penting agar seluruh proses berjalan sesuai dengan prinsip akuntabilitas, efisiensi, dan pelayanan berkualitas bagi para jamaah haji kita," tegasnya. Sementara itu, Ketua PPIHD Malut, Kadri Laetje, memberikan penjelasan mendetail mengenai teknis pemberangkatan jamaah. Pada tahun ini, jumlah jamaah haji dari Malut mencapai 1.076 orang yang akan diberangkatkan dalam tiga kelompok terbang (kloter), yaitu kloter 13, 15, dan 17. "Untuk kloter pertama, jamaah akan masuk ke Asrama Haji Ngade Ternate pada tanggal 8 Mei. Selanjutnya, pada 9 Mei, mereka akan diberangkatkan dari Bandara Baabullah Ternate menuju Makassar, dan pada tanggal 10 Mei, penerbangan dilanjutkan ke Jeddah. Ini berlaku untuk kloter 13," jelas Kadri. Menurutnya, sistem rotasi ini dirancang berdasarkan distribusi jamaah dari sepuluh kabupaten/kota di Malut. Setiap kloter mencakup jamaah dari beberapa daerah untuk memastikan proses keberangkatan berjalan lebih efisien dan teratur. Jamaah akan menginap di Asrama Haji Sudiang, Makassar, selama dua hari sebelum terbang ke Arab Saudi. Masa tunggu ini, kata Kadri, sangat penting untuk memberikan waktu istirahat yang cukup bagi jamaah. "Rata-rata jamaah akan berada di asrama haji Sudiang selama dua hari. Ini merupakan bagian dari upaya kami untuk memberikan waktu istirahat dan aklimatisasi sebelum mereka melakukan perjalanan udara yang panjang ke Jeddah," tuturnya. “Panitia kesehatan berkomitmen menjaga integritas dan keselamatan. Jika ada jamaah yang tidak layak terbang karena kondisi medis berat, maka penggantinya sudah kami siapkan. Ini semua untuk memastikan jamaah yang berangkat benar-benar siap fisik dan mental,” jelasnya. Kadri juga menyampaikan bahwa dengan dominasi jamaah lansia, panitia sangat menekankan pentingnya kolaborasi dan kerja sama lintas sektor. Semua unsur panitia, baik logistik, teknis, maupun kesehatan, diminta untuk bekerja sinergis demi pelayanan terbaik. “Kolaborasi semua panitia sangat penting, karena kita melayani jamaah yang sebagian besar adalah lansia. Kami ingin memastikan bahwa mulai dari asrama hingga ke Arab Saudi, semua pelayanan berjalan optimal dan ramah lansia,” imbuhnya. Ia berharap seluruh proses penyelenggaraan ibadah haji tahun ini bisa menjadi momentum peningkatan kualitas layanan haji di Malut. Tidak hanya pada proses keberangkatan, tetapi juga saat jamaah berada di Tanah Suci hingga proses pemulangan kembali ke daerah. “Insya Allah, dengan dukungan penuh pemerintah daerah dan DPRD, penyelenggaraan haji tahun 2025 akan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Kepuasan jamaah menjadi indikator utama keberhasilan kita bersama,” pungkas Kadri.