ANTARA/Pexels/freestocks

Studi Terbaru Menunjukkan Adanya Hubungan Antara Konstipasi Dan Peningkatan Risiko Penyakit Jantung

Jumat, 15 Nov 2024

Hasil penelitian terbaru menunjukkan adanya hubungan antara konstipasi atau sembelit dengan peningkatan risiko gangguan kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke.

Publikasi kesehatan Health pada hari Rabu mengutip tiga hasil penelitian yang diterbitkan pada tahun 2023 serta informasi dari American Heart Association, yang mengindikasikan bahwa sembelit berhubungan dengan risiko yang lebih tinggi terhadap masalah kardiovaskular serius seperti serangan jantung dan stroke, terutama pada individu yang juga menderita hipertensi.

Bukti yang menunjukkan keterkaitan antara mikrobioma usus dan kesehatan jantung mendorong para peneliti untuk menyelidiki bagaimana sembelit dapat berkontribusi sebagai faktor risiko.

Salah satu penelitian tahun 2023 menunjukkan adanya "hubungan kausal yang sugestif" antara sembelit dan fibrilasi atrium, yang merupakan jenis aritmia jantung yang paling umum, meskipun tidak menemukan hubungan antara sembelit dengan gagal jantung, stroke, atau penyakit arteri koroner.

Penelitian lain yang dilakukan pada tahun 2023 menunjukkan hasil yang berbeda, di mana pasien rumah sakit berusia di atas 60 tahun yang mengalami sembelit dan hipertensi memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami semua jenis kejadian kardiovaskular.

Berdasarkan temuan tersebut, para peneliti melanjutkan penyelidikan mengenai hubungan antara sembelit dan kondisi jantung.

Dalam penelitian terkini yang dipublikasikan di American Journal of Physiology-Heart and Circulatory Physiology, para peneliti melakukan analisis terhadap data lebih dari 400.000 individu berusia antara 40 hingga 69 tahun yang terdapat dalam basis data biomedis U.K. Biobank.

Mereka meneliti catatan medis, riwayat operasi, serta data kematian untuk mengidentifikasi hubungan antara sembelit dan kejadian kardiovaskular yang serius, seperti gagal jantung, stroke iskemik, atau sindrom koroner akut.

Sembelit didefinisikan sebagai penggunaan obat pencahar secara teratur atau tercatat dalam catatan medis rumah sakit atau kuesioner terkait sindrom iritasi usus besar.

Setelah mempertimbangkan faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, penggunaan obat yang dapat menyebabkan sembelit, status merokok, serta kondisi kesehatan seperti kolesterol tinggi dan diabetes, tim peneliti menemukan bahwa individu yang mengalami sembelit memiliki risiko dua hingga tiga kali lipat lebih tinggi untuk mengalami kejadian kardiovaskular serius dibandingkan dengan mereka yang memiliki kebiasaan buang air besar yang normal.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sembelit pada pasien dengan hipertensi meningkatkan risiko kejadian jantung sekitar 1,7 kali lipat.

Para peneliti mengidentifikasi sembelit sebagai faktor risiko potensial yang secara independen berhubungan dengan peningkatan prevalensi kejadian kardiovaskular serius (Major Adverse Cardiac Event/MACE).

Sembelit memiliki kontribusi antara 21 persen hingga 27 persen terhadap faktor risiko genetik untuk penyakit kardiovaskular, yang menurut para penulis dapat menjelaskan hubungan antara keduanya. Sebagai contoh, gen dapat menyebabkan "gangguan" pada sistem saraf otonom, yang mengatur fungsi kardiovaskular dan sistem pencernaan.

Dalam studi lain, para peneliti berhipotesis bahwa mengejan saat buang air besar dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah, yang dalam jangka panjang berpotensi memicu kejadian kardiovaskular.

Ahli pencernaan Timothy Ritter, MD, yang juga menjabat sebagai direktur medis senior di GI Alliance Research, menyatakan bahwa individu yang mengalami sembelit mungkin menghadapi masalah kesehatan lain yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.

Mary Branch, MD, seorang spesialis jantung yang berpraktik di Greensboro, North Carolina, menjelaskan bahwa sifat sembelit yang tidak teratur menyulitkan untuk menilai hubungan antara sembelit dan kesehatan jantung.

Branch menekankan bahwa meningkatkan fungsi usus melalui konsumsi makanan berserat dapat membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular yang terkait dengan sembelit.

Dia juga menyoroti pentingnya konsistensi dalam melakukan aktivitas fisik, mengikuti pola makan yang kaya akan makanan utuh, memprioritaskan tidur yang cukup, mengelola kadar kolesterol, dan menghindari kebiasaan merokok untuk menjaga kesehatan jantung.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Komentar