Ketua DPP Partai NasDem, Atang Irawan, menyatakan bahwa partainya lebih menghargai kritikan dibandingkan pujian, karena hal tersebut dapat mendorong perkembangan partai ke arah yang lebih baik. "Seperti yang kita lihat sebelumnya, banyak yang mempertanyakan mengapa NasDem bersedia menerima kritikan," ungkap Atang dalam sebuah diskusi publik menjelang Kongres III Partai NasDem 2024 dengan tema Restorasi adalah Kita, yang berlangsung di Kantor DPP NasDem, Jakarta, pada hari Rabu. Menurutnya, kritikan bagi NasDem ibarat berlian, sementara cacian juga dianggap sebagai berlian, karena hal tersebut memicu pemikiran untuk menjadi lebih progresif di masa depan. "Di mata NasDem, pujian justru dianggap sebagai racun. Ketika partai ini mendapatkan pujian, cara berpikirnya bisa terhambat," tambahnya. Atang juga menjelaskan bahwa Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, tidak mendirikan partai ini untuk kepentingan pribadi, sehingga ia tidak terpengaruh oleh posisi jabatan di pemerintahan. "Sebenarnya, Pak Surya tidak pernah memiliki ambisi untuk menjadi calon presiden atau calon wakil presiden. Jika ditanya apakah beliau pernah ditawari posisi tersebut, saya yakin itu pernah terjadi. Namun, Pak Surya mendirikan partai ini bukan untuk kepentingan dirinya sendiri," jelasnya. Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai NasDem, Jakfar Sidik, menegaskan komitmen partainya untuk menjadi partai politik yang aspiratif dalam menampung masukan dari berbagai elemen masyarakat, baik untuk kemajuan lembaga legislatif maupun perbaikan di sektor eksekutif. "Kami sedang merancang bagaimana Partai NasDem dapat menjadi partai yang paling aspiratif, di mana setiap individu, selama mereka adalah warga negara Indonesia, dapat memberikan kontribusi pemikiran," ujarnya. Dia melanjutkan bahwa upaya ini bertujuan untuk mengembalikan martabat tujuan berpolitik, mengingat politik saat ini sering kali dipandang negatif oleh masyarakat. "Banyak hal yang membuat orang berpikir, 'ah, politik ini kotor, politik ini hanya kubangan lumpur'. Banyak yang beranggapan bahwa politik hanya diisi oleh orang-orang yang curang dan hanya memperjuangkan kepentingan pribadi," jelasnya. Pesan tersebut, menurutnya, juga akan disampaikan dalam acara Kongres III Partai NasDem yang akan berlangsung pada tanggal 25—27 Agustus. "Partai NasDem adalah gerakan perubahan, restorasi sebagai platform, bukan sekadar jargon. Jargon hanyalah bahan pembicaraan. Sebenarnya, partai politik harus menjadikan restorasi sebagai platform, sesuai dengan tema hari ini, restorasi adalah kita," tuturnya.